Kelompok Tujuh (G7), yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan dukungan kuat mereka terhadap Israel dalam konflik yang kembali memanas di Timur Tengah. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, yang telah memicu perang udara sejak 13 Juni 2025, memperburuk situasi yang sudah memanas sejak konflik Gaza 2023.
Dalam pernyataan yang dirilis pada 16 Juni 2025, G7 menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dari serangan yang dianggap berasal dari Iran. Kelompok ini juga menuding Iran sebagai sumber utama ketidakstabilan dan teror di kawasan tersebut. Mereka mendesak penyelesaian damai yang dapat mengarah pada de-eskalasi ketegangan, termasuk gencatan senjata di Gaza, namun tetap menegaskan dukungan penuh terhadap keamanan Israel.
Sikap G7 ini mendapat kritik keras dari pemerintah Iran. Teheran menilai bahwa negara-negara G7 terlalu berpihak pada Israel dan mengabaikan fakta bahwa agresi Israel adalah penyebab utama eskalasi konflik saat ini. Juru bicara Iran menegaskan bahwa Israel melancarkan perang agresi tanpa alasan yang jelas, melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan telah menyebabkan ratusan korban jiwa serta kerusakan besar pada fasilitas publik dan rumah warga sipil Palestina. Iran mengklaim bahwa mereka hanya berupaya mempertahankan diri dari serangan Israel yang terus berlanjut.
Selain itu, G7 juga menegaskan sikap mereka terhadap program nuklir Iran. Mereka menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, sementara tetap bungkam mengenai keberadaan senjata nuklir Israel yang tidak diakui secara resmi, meskipun diketahui secara luas. Hal ini menimbulkan kontroversi karena Iran sendiri menyatakan program nuklirnya bersifat damai dan sesuai dengan perjanjian internasional, khususnya Non-Proliferation Treaty (NPT), yang tidak diikuti oleh Israel.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, salah satu pemimpin G7, meninggalkan pertemuan KTT lebih awal untuk menangani langsung krisis yang memburuk tersebut. Trump menyatakan dukungan kuat terhadap serangan Israel dan memperingatkan Iran agar tidak menyerang kepentingan Amerika Serikat di kawasan. Sikap ini memperkuat kesan bahwa G7 secara keseluruhan memihak Israel dalam konflik ini.
Meski demikian, G7 juga mengeluarkan pernyataan yang mendukung pendirian negara Palestina dan menyerukan penghentian perang Israel di Gaza sebagai langkah awal menuju perdamaian. Para menteri luar negeri G7 mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan menegaskan perlunya pembebasan sandera Israel tanpa syarat serta bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina. Namun, mereka juga mengesampingkan peran politik Hamas di Gaza jika perang berakhir, dan mendukung Otoritas Palestina di Tepi Barat yang harus dirombak agar dapat menjadi aktor utama di Gaza.
Konflik yang terus berlanjut ini menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat besar. Lebih dari 28.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza, dan sekitar 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi kini berada di wilayah Rafah dekat perbatasan Mesir. PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa rencana serangan darat Israel di Gaza selatan akan memperburuk situasi kemanusiaan di kawasan tersebut
Sementara itu, serangan udara yang dilakukan Israel juga menargetkan fasilitas penting di Iran, seperti stasiun media nasional dan rumah sakit, yang semakin memperkeruh situasi dan memicu serangan balasan dari Iran. Ketegangan ini tidak hanya berdampak pada keamanan regional tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas pasar energi global.
Dalam konteks ini, kritik terhadap G7 juga datang dari berbagai pihak yang menilai bahwa kelompok negara maju ini terlalu condong memihak Israel dan kurang memberikan tekanan yang cukup kepada Israel untuk menghentikan agresinya. Beberapa kelompok dan organisasi menuntut agar G7 segera mengambil langkah lebih tegas untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata dan mengupayakan de-eskalasi konflik demi perdamaian yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, sikap negara-negara G7 yang mendukung Israel dan menyalahkan Iran dalam konflik terbaru ini memperlihatkan kompleksitas politik dan diplomasi di Timur Tengah. Sementara G7 menegaskan hak Israel untuk membela diri dan menuding Iran sebagai sumber ketidakstabilan, Iran dan pendukungnya menilai bahwa agresi Israel adalah akar masalah yang harus segera diselesaikan. Konflik ini membutuhkan upaya diplomatik yang serius dan seimbang agar perdamaian dapat tercapai dan penderitaan rakyat di kawasan ini dapat diakhiri.***
Kunjungi situs resmi kami disini
Ikuti media sosial resmi Amanah Kemanusiaan Global Instagram, Youtube, dan Threads untuk informasi terkini.
Anda juga bisa berdonasi disini
Baca juga artikel terbaru, klik disini