Film Hayya 3: Gaza hadir sebagai karya sinematik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk memahami dan merasakan perjuangan rakyat Palestina secara lebih mendalam. Film ini mengangkat kisah kemanusiaan yang penuh haru di tengah konflik berkepanjangan yang melanda Gaza, sekaligus menjadi media edukasi dan panggilan untuk peduli terhadap isu yang seringkali luput dari perhatian dunia.
Hayya 3: Gaza bercerita tentang Abdullah Gaza, seorang anak laki-laki berusia 8 tahun yang kehilangan ayahnya, seorang relawan kemanusiaan, akibat konflik di Palestina. Setelah tragedi tersebut, Gaza diasuh di sebuah panti asuhan yang dikelola oleh Ustazah Dewi dan Rafa Shafira. Di panti asuhan ini, Gaza bertemu dengan Hayya, seorang gadis Palestina berusia 13 tahun yang terpaksa menghabiskan empat tahun di Indonesia karena situasi berbahaya di tanah kelahirannya.
Pertemanan antara Gaza dan Hayya menjadi inti cerita yang mengajarkan arti keberanian, keteguhan, dan harapan di tengah kesulitan. Mereka mewakili anak-anak yang terdampak langsung oleh konflik, yang harus berjuang melawan kehilangan dan trauma, namun tetap berusaha menemukan kebahagiaan dan rasa persahabatan.
Film ini menekankan pentingnya kemanusiaan dan empati dalam menghadapi situasi sulit. Melalui kisah Gaza dan Hayya, penonton diajak merasakan penderitaan anak-anak Palestina yang hidup dalam ancaman terus-menerus. Produser sekaligus pemeran Ustazah Dewi, Oki Setiana Dewi, menyampaikan bahwa film ini dibuat untuk mengembalikan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penderitaan rakyat Gaza.
Sutradara Jastis Arimba menambahkan bahwa Hayya 3: Gaza bertujuan membangkitkan rasa empati dan pentingnya diplomasi kemanusiaan. Film ini bukan hanya hiburan, tetapi juga medium edukasi yang membawa penonton lebih dekat dengan realita yang sering terlupakan oleh dunia.
Di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap konflik Palestina, Hayya 3: Gaza hadir sebagai alat kesadaran yang efektif. Film ini membuka ruang diskusi yang lebih luas dengan menghadirkan sudut pandang anak-anak korban konflik. Dengan demikian, penonton tidak hanya menyaksikan cerita, tetapi juga diajak memahami dampak kemanusiaan dari perang yang berlangsung di Gaza.
Selain itu, film ini juga memiliki misi sosial nyata. Sebanyak 40 persen dari hasil keuntungan film akan disumbangkan untuk membantu korban konflik di Palestina, menjadikan menonton film ini sebagai bentuk sedekah dan dukungan langsung bagi mereka yang membutuhkan.
Hayya 3: Gaza mengajak penonton untuk tidak hanya merasa iba, tetapi juga bertindak nyata. Melalui cerita yang menyentuh dan karakter yang kuat, film ini menanamkan nilai keberanian, solidaritas, dan harapan. Harapan bahwa meskipun banyak tantangan, selalu ada sinar di ujung terowongan yang bisa diraih dengan dukungan dan kepedulian bersama.
Film ini juga menjadi pengingat bahwa seni dan film dapat menjadi suara bagi mereka yang terpinggirkan, sekaligus jembatan untuk menghubungkan masyarakat global dalam semangat kemanusiaan dan perdamaian.***
Kunjungi situs resmi kami disini
Ikuti media sosial resmi Amanah Kemanusiaan Global Instagram, Youtube, dan Threads untuk informasi terkini.
Anda juga bisa berdonasi disini
Baca juga artikel terbaru, klik disini