Bandung – Siham Hassan adalah seorang mantan anggota parlemen Sudan dan aktivis Hak Asasi Manusia yang dikenal luas karena mengelola dapur umum untuk memberi makan orang-orang kelaparan di kota El-Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara di Sudan. Pada akhir Oktober 2025, Hassan dieksekusi mati oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) setelah mereka merebut kendali El-Fasher, yang sebelumnya merupakan benteng terakhir tentara Sudan di wilayah Darfur.
Hassan dikenal karena keberaniannya dan dedikasinya membantu masyarakat yang terdampak konflik bersenjata, termasuk menyediakan makanan dan bantuan bagi ribuan warga sipil dalam situasi pengepungan dan kekerasan yang luar biasa.
Banyak aktivis dan komentator menyatakan kehilangan Hassan sebagai pukulan keras, menggambarkannya sebagai simbol perlawanan sipil dan kasih sayang yang telah menginspirasi komunitasnya. Ia juga sempat menjadi anggota parlemen termuda di Sudan dan vokal dalam menyuarakan isu perempuan serta hak asasi manusia. Eksekusinya oleh RSF menandai eskalasi baru dalam konflik brutal yang melanda Sudan, terutama daerah Darfur, di mana pasukan RSF dituduh melakukan berbagai pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia.
Kejadian ini terjadi dalam konteks perang saudara yang menewaskan ribuan orang, memaksa jutaan mengungsi, dan memicu pembantaian serta pelanggaran hak asasi manusia yang meluas oleh RSF di berbagai wilayah Sudan. RSF diketahui bertanggung jawab atas teror yang sistematik termasuk eksekusi massal, serangan terhadap warga sipil, dan kekerasan seksual yang memprihatinkan.
Dibunuhnya Siham Hassan menjadi simbol tragis dari kekejaman konflik yang sedang berlangsung di Sudan dan menyoroti perlunya perhatian internasional terhadap situasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di negara tersebut.***
Kunjungi situs resmi kami disini
Ikuti media sosial resmi Amanah Kemanusiaan Global Instagram, Youtube, dan Threads untuk informasi terkini.
Anda juga bisa berdonasi disini
