Pasukan militer Israel menculik Greta Thunberg dan 11 aktivis lainnya saat mereka berada di atas kapal bantuan Madleen yang berlayar menuju Jalur Gaza. Kapal ini dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC) dan membawa bantuan kemanusiaan seperti makanan, susu formula bayi, dan perlengkapan medis untuk warga Gaza yang tengah mengalami krisis kemanusiaan akibat blokade laut Israel. Insiden ini terjadi di perairan internasional ketika kapal tersebut dicegat secara paksa oleh pasukan Israel, yang kemudian membajak kapal dan mengalihkan ke pelabuhan Ashdod di Israel.
Dalam sebuah video yang dirilis FFC, Greta Thunberg menyatakan bahwa mereka telah “dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan pendudukan Israel atau pasukan yang mendukung Israel” dan meminta pemerintah Swedia untuk menekan Israel agar membebaskan mereka sesegera mungkin. Israel menuduh para aktivis tersebut melakukan provokasi media untuk mendapatkan publisitas, namun menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang dibawa akan tetap dikirim ke Gaza melalui jalur resmi.
Kapal Madleen berangkat dari Italia pada 1 Juni 2025 dengan tujuan simbolis untuk meningkatkan kesadaran dunia terhadap kekurangan pangan dan kondisi kelaparan yang parah di Gaza, yang disebut PBB sebagai “tempat yang paling dilanda kelaparan di Bumi”. Selain Greta Thunberg, kapal ini juga membawa aktivis pro-Palestina lain termasuk seorang anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan.
Insiden penculikan ini memicu kecaman internasional dan menyoroti ketegangan yang terus berlangsung di wilayah tersebut, terutama terkait blokade laut yang diberlakukan Israel di Gaza dan upaya bantuan kemanusiaan yang sering kali terhambat oleh tindakan militer Israel.***
Kunjungi situs resmi kami disini
Ikuti media sosial resmi Amanah Kemanusiaan Global Instagram, Youtube, dan Threads untuk informasi terkini.
Anda juga bisa berdonasi disini
Baca juga artikel terbaru, klik disini