King Faisal: Penguasa Arab Saudi yang Totalitas Bela Palestina

Share this post:

King Faisal merupakan anak ketiga dari Raja Abdul Aziz. Ia lahir di Riyadh tahun 1906 dan menjadi raja Arab Saudi sejak tahun 1964 hingga 1975. Sebagai salah satu anak tertua Raja Saudi, King Faisal sudah memegang tanggungjawab penting dari kecil.

Dilansir dari Britannica, King Faisal juga dikenal dunia karena loyalitasnya terhadap negaranya, Arab Saudi dan ketegasannya di luar negeri. Bahkan, saat masih muda dirinya sudah membantu ayahnya, King Abdul Aziz melakukan diplomasi politik dengan negara-negara lainnya. Salah satunya adalah saat dirinya menjadi perwakilan Arab Saudi dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1945. Bahkan, King Faisal muda saat itu juga diangkat menjadi duta besar di Majelis Umum PBB. Barulah pada November 1964, King Faisal diangkat secara resmi sebagai raja Arab Saudi. (CNN)

Naik Takhta Gantikan King Saud, Raja Arab Saudi yang Kontroversial

King Saud merupakan Raja Arab Saudi yang menggantikan King Abdul Aziz setelah wafatnya. Namun, selama masa kepemimpinannya, King Saud banyak menerima kritikkan, bahkan dari keluarganya sendiri. Sama seperti King Abdulaziz, King Saud memiliki banyak anak, kurang lebih 30 anak. Ia memberi anak-anaknya kekuasaan yang tinggi. Hal ini menyebabkan adik-adiknya, terutama adik-adik tirinya merasa tidak puas karena melihat anak-anak King Saud tidak punya cukup pengalaman dalam memerintah negara.

Selain itu, kontroversi lainnya adalah King Saud gemar membelanjakan uang negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Bahkan, King Saud juga membuat kekisruhan politik yang dikaitkan dengan percobaan pembunuhan presiden Mesir saat itu, Gamal Abdel Nasser.

Muhammad bin Abdul Aziz Al Saud adalah pewaris takhta yang paling layak untuk menggantikan King Saud. Saat perebutan kekuasaan oleh keluarga King Saud terjadi di tahun 1964 yang juga didukung oleh para ulama, Muhammad bin Abdul Aziz tidak mau menerimanya. Ia justru memberikan takhta kepada adik tirinya, Faisal bin Abdul Aziz. Maka, diangkatlah King Faisal menjadi raja Arab Saudi menggantikan King Saud.

Seorang Reformis dalam Kemajuan Arab Saudi

King Faisal dikenal sebagai raja yang banyak melakukan perubahan di Arab Saudi. Salah satunya adalah penghapusan sistem perbudakan. Bahkan, dirinya membeli semua budak dengan uang pribadinya. Setelah itu, sistem perbudakan dilarang di Arab Saudi.

Kebijakan lainnya yang dilakukan King Faisal adalah penyederhanaan kehidupan keluarga kerajaan. Hal ini dilakukannya dengan menarik 500 mobil Cadillac milik istana yang kemudian dananya digunakan untuk pembangunan sumur-sumur bagi rakyat di wilayah tandus.

Selain itu, segera setelah naik takhta menggantikan King Saud (kakaknya), King Faisal membuat berbagai kebijakan pro-Palestina, salah satunya adalah menyerukan agresi militer melawan Israel untuk membela Palestina. Seruan ini disambut baik oleh Mesir dan Suriah. Ketiga negara ini kemudian membentuk koalisi yang didukung oleh Amerika Serikat.

Amerika Serikat Berkhianat, King Faisal Lakukan Embargo Minyak

Namun, setelah seruan agresi militer melawan Israel digaungkan, Amerika Serikat tampaknya berkhianat dan memilih untuk membela Israel. King Faisal kemudian menyerukan untuk melakukan embargo minyak ke Amerika Serikat. Sikap tegas King Faisal ini tidak didukung seluruhnya oleh negara-negara NATO yang mendukung Amerika Serikat, karena takut kena embargo juga dari Arab Saudi. Setelahnya, Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi. Bahkan, sektor industri dan transportasi lumpuh hingga alami kekacauan.

King Faisal Wafat Setelah Dibunuh Keponakan Sendiri

King Faisal dibunuh setelah ditembak oleh Faisal bin Musaid, keponakannya sendiri pada 25 Maret 1975 menggunakan senjata api jenis revolver dari jarak dekat. Pada saat kritis dan perjalanan menuju rumah sakit, King Faisal berpesan agar keponakannya itu tidak dihukum mati.

King Salman kemudian diangkat menjadi Raja Arab Saudi menggantikan King Faisal. Berbagai kebijakan reformisnya banyak dilanjutkan, namun hanya satu hal yang tidak. Yaitu sikap berani melawan Israel dan negara-negara adidaya di belakangnya untuk membela Palestina. Sikap berani untuk melawan Israel inilah yang kini menjadi hal langka bagi penguasa Arab Saudi atau negara-negara Timur Tengah lainnya.

***

Kunjungi situs resmi kami disini

Ikuti media sosial resmi Amanah Kemanusiaan Global InstagramYoutube, dan Threads untuk informasi terkini.

Anda juga bisa berdonasi disini

Baca juga artikel terbaru, klik disini

Snapinst
Anies Baswedan: Palestina, Simbol Keteguhan yang Tak Tergoyahkan
photo_2023-11-16_10-03-36
King Faisal: Penguasa Arab Saudi yang Totalitas Bela Palestina
7xm
Optimis Menghadapi Hidup: Satu Kesulitan vs Dua Kemudahan
inspirasi 1-01
Rahasia di Balik Doa yang Terkabul: Memisahkan Fakta dari Fiksi