Israel melancarkan serangan udara brutal terhadap Yaman dalam beberapa hari terakhir, menargetkan infrastruktur vital dan kelompok Houthi yang didukung Iran. Serangan ini merupakan respons langsung atas serangan rudal Houthi yang berhasil menghantam Bandara Internasional Ben Gurion di Israel, menimbulkan eskalasi ketegangan yang signifikan di kawasan Timur Tengah.
Pada Selasa, 6 Mei 2025, jet tempur Israel mengebom Bandara Internasional Sana’a, pelabuhan utama Hudaidah, serta sejumlah sasaran lain di sekitar ibu kota Yaman. Serangan ini melumpuhkan bandara utama yang menjadi pintu gerbang penting bagi penerbangan sipil dan pengiriman bantuan kemanusiaan. Infrastruktur bandara mengalami kerusakan parah, termasuk landasan pacu, ruang tunggu, dan sejumlah pesawat sipil yang hancur. Selain itu, tiga pembangkit listrik juga menjadi sasaran, menyebabkan pemadaman listrik meluas di Sana’a.
Serangan ini terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penghentian serangan terhadap kelompok Houthi, yang sebelumnya telah melakukan serangan rudal ke wilayah Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina di Jalur Gaza. Namun, Israel menilai serangan rudal Houthi sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya dan membalas dengan serangan udara besar-besaran.
Dampak Serangan dan Korban
Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan lainnya di Yaman. Warga sipil di Sana’a melaporkan suara ledakan dahsyat yang mengguncang kota dan menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah mereka.
Selain korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, serangan ini mengancam akses warga Yaman terhadap bantuan kemanusiaan penting. Bandara yang hancur menghambat evakuasi pasien dan pengiriman obat-obatan serta pasokan makanan, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di negara tersebut.
Konflik ini bermula dari serangan rudal balistik yang diluncurkan kelompok Houthi ke Bandara Ben Gurion, Israel, pada 4 Mei 2025. Serangan ini menyebabkan gangguan besar pada operasional bandara tersibuk Israel, memaksa penutupan sementara dan pengalihan penerbangan. Israel mengonfirmasi sistem pertahanan mereka gagal mencegat rudal tersebut, yang menimbulkan kekhawatiran serius terkait keamanan nasional.
Kelompok Houthi menyatakan serangan itu sebagai bentuk perlawanan terhadap blokade dan serangan Israel di Jalur Gaza. Mereka juga memperingatkan bahwa bandara Ben Gurion tidak lagi aman untuk penerbangan sipil. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Yaman, menargetkan fasilitas militer dan sipil yang diduga menjadi basis kelompok Houthi.
Amerika Serikat, yang sebelumnya melakukan serangan terhadap Houthi sejak Maret 2025, mengumumkan gencatan senjata terhadap kelompok tersebut, namun gencatan ini tidak berlaku untuk Israel. Militer AS juga menempatkan dua kapal induk di Laut Merah sebagai bagian dari operasi untuk menekan kelompok Houthi dan melindungi jalur pelayaran internasional.
Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, menyatakan kekhawatiran atas eskalasi berbahaya ini yang dapat memperburuk situasi keamanan dan kemanusiaan di kawasan Timur Tengah.***
Kunjungi situs resmi kami disini
Ikuti media sosial resmi Amanah Kemanusiaan Global Instagram, Youtube, dan Threads untuk informasi terkini.
Anda juga bisa berdonasi disini
Baca juga artikel terbaru, klik disini