Pada hari Jum’at pagi tanggal 27 Desember 2024, tentara pendudukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan yang saat itu menjadi satu-satunya Rumah Sakit yang berfungsi dan menculik 240 warga sipil Palestina termasuk pasien, staf medis, termasuk Direktur RS Kamal Adwan, dokter Hussam Abu Safiya.

Beberapa hari setelah penculikan itu, Israel merilis rekaman yang mendokumentasikan penculikan tersebut. Rekaman itu menayangkan detik-detik saat dokter Hussam dipanggil dan masuk ke tank milik pasukan pendudukan Israel setelah RS Kamal Adwan dikepung dan diserbu, dengan warga sipil dan pasien terjebak di dalamnya.
Segera setelah kabar penculikan menyebar, keluarga dokter Hussam mengeluarkan pernyataan menuntut pembebasan segera putra mereka, yang nasibnya masih belum diketahui sejak dia diculik oleh pasukan pendudukan Israel.
Dokter Hussam sendiri sudah bertahan di rumah sakit selama lebih dari 84 hari, meskipun putranya yang berusia 8 tahun dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel.

Beberapa minggu setelah penangkapan dokter Hussam, tak ada kabar apapun dari pihak Israel. Kemudian pada 8 Januari 2025, kabar duka datang dari ibu dokter Hussam yang harus wafat karena serangan jantung di tengah ketidakpastian kabar anaknya sejak Desember 2024.
Setelah dua bulan tidak ada kabar mengenai kondisi dokter Hussam, barulah pada bulan Februari 2025, pengacara dokter Hussam membuat sebuah pernyataan mengenai kondisi terbaru dokter Hussam selama berada di tahanan Israel bahwa dia menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk pada hari-hari awal penahanannya dan ditahan di sel isolasi selama 24 hari.
Dia juga menderita tekanan darah tinggi kronis dan pembesaran otot jantung dan sedang menjalani perawatan. Pekerjaan itu hanya memberinya satu kali makan per hari, yang kualitas dan kuantitasnya buruk.
Dokter Hussam pertamakali muncul kembali ke publik di bulan Februari 2025 setelah salah satu media Israel merilis sebuah video saat dokter Hussam dikawal oleh beberapa pasukan Israel dengan tangan dan kaki diborgol. Media Israel juga merilis sebuah laporan termasuk rekaman wawancara dokter Hussam di dalam pusat penahanan Israel.
Rekaman wawancaranya itu telah memicu kemarahan karena Israel dengan sengaja memanipulasi pernyataan dokter Hussam yang tidak fasih berbahasa Inggris atau Ibrani, menimbulkan kekhawatiran bahwa wawancara itu dilakukan di bawah paksaan.
Keluarga dokter Hussam mengecam penggambaran media Israel terhadapnya. “Rekaman itu adalah bentuk lain dari terorisme psikologis, menambah penyiksaan yang dia alami selama dua bulan terakhir. Ketika ditanya, dia menjawab bahwa dia adalah seorang dokter anak, namun jawabannya sengaja didistorsi agar sesuai dengan narasi yang salah,” jelas keluarga dokter Hussam.
Pada 10 Maret 2025, pengacara Ghayd Qassem melaporkan bahwa setelah mengunjungi dokter Hussam di Penjara Ofer Israel, dokter Hussam menghabiskan 14 hari di pusat penahanan Sde Teiman yang terkenal sebagai penjara dengan penyiksaan yang brutal. Dia mengalami penyiksaan, penganiayaan, dan interogasi selama berjam-jam.
Terlepas dari masalah kesehatannya, tentara pendudukan Israel gagal membuat tuduhan realistis terhadapnya dan terus menahannya di bawah undang-undang “kombatan yang melanggar hukum”, menyangkal hak-hak dasarnya. Pengacaranya juga mengungkapkan bahwa dokter Hussam telah dipukuli secara brutal beberapa kali.
Pada 24 Maret 2025, pengacara dokter Hussam menegaskan bahwa administrasi penjara Israel menekan dokter Hussam untuk mengakui tuduhan yang tidak terkait dengannya, termasuk melakukan operasi pada tawanan Israel di tengah kebijakan yang bertujuan untuk mengisolasinya dari pengacaranya.

Penangkapan dokter Hussam ini menuai kecaman dari berbagai pihak, terutama dari para dokter, staf medis ataupun para aktivis di seluruh dunia yang merasa bahwa perlakuan Israel terhadap dokter Hussam sudah melanggar Hak Asasi Manusia.
Kabar terbaru dokter Hussam yang disampaikan pengacaranya adalah Pengadilan Beersheba Israel mengeluarkan perintah penahanan enam bulan untuk Dokter Hussam Abu Safiya.***
Kunjungi situs resmi kami disini
Ikuti media sosial resmi Amanah Kemanusiaan Global Instagram, Youtube, dan Threads untuk informasi terkini.
Anda juga bisa berdonasi disini
Baca juga artikel terbaru, klik disini